Abadikini.com, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto bertemu dengan Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) 2024 di Lima, Peru, Jumat (15/11) waktu setempat.
Pertemuan tersebut membahas penguatan kemitraan ekonomi yang telah berkembang antara kedua negara, terutama di bidang perdagangan dan inovasi.
Dalam unggahan akun Instagram resmi @prabowosubianto, Sabtu (16/11), disebutkan bahwa diskusi antara kedua pemimpin menyoroti kolaborasi bilateral yang semakin penting untuk memperkuat ekonomi kawasan Indo-Pasifik.
“Kita terus berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi di bidang perdagangan, investasi, dan inovasi yang berkelanjutan,” ujar Presiden Prabowo.
Fokus pada Penguatan Ekonomi Kawasan
Presiden Prabowo menyatakan bahwa hubungan bilateral dengan Selandia Baru merupakan elemen kunci dalam mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di kawasan. Kerja sama ini diharapkan dapat membuka peluang baru di sektor perdagangan, teknologi, dan energi terbarukan.
Sebelumnya, Presiden Prabowo juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau di ruang Sala Maranga, Loma Convention Center, Lima. Dalam pertemuan tersebut, Trudeau memberikan selamat kepada Presiden Prabowo atas kepemimpinannya di tengah berbagai tantangan global.
“Bapak Presiden, sekali lagi selamat atas kepemimpinan Anda yang luar biasa selama beberapa bulan terakhir,” kata Trudeau. “Sungguh luar biasa melihat Indonesia menghadapi begitu banyak tantangan besar dengan cara yang positif,” tambahnya.
Penguatan Hubungan dengan Kanada
Presiden Prabowo menegaskan pentingnya meningkatkan hubungan baik Indonesia dan Kanada, yang selama ini telah berjalan dengan baik. “Kita memiliki hubungan yang cukup baik dengan Kanada, dan kami ingin meningkatkan hubungan ini,” ucap Presiden.
Pertemuan bilateral yang dilakukan di sela KTT APEC 2024 ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk terus memperluas kemitraan strategis dengan negara-negara mitra, guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, baik di tingkat bilateral maupun kawasan.