Suara.com – Akademisi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menyebutkan bahwa organisasi relawan politik memang sebaiknya menjadi partai. Sama halnya seperti relawan Pro Joko Widodo atau Projo yang dikabarkan akan dijadikan partai politik.
Bahkan, rencana tersebut akan dibahas dalam kongres Projo pada awal Desember nanti.
“Relawan-relawan politik itu harus menjadi partai politik. Harus. Kenapa? Karena saya melihat para relawan itu juga bergerak di bidang politik,” kata Emrus kepada Suara.com saat dihubungi Jumat (1/11/2024).
Dia menyebutkan istilah bahwa dalam dinamika politik tidak ada makan siang yang gratis. Hal tersebut bisa diartikan, akan selalu diperlukan timbal balik dalam proses politik antara sejumlah pihak.
Baca Juga: Pakar Sarankan Projo Pakai Nama Lain Jika Ingin Jadi Parpol, Ini Alasannya
Terlebih, Emrus melihat kalau relawan itu pada akhirnya juga merapat secara politik bila pihak yang dia dukung menang.
“Jadi tidak pas dipakai istilah relawan. Kalau relawan itu kan rela, setelah yang didukung menang, dia tidak ada di kekuasaan kan begitu. Nah, kenyataan di lapangan kita melihat relawan itu justru berada di kekuasaan. Jadi sama dengan partai politik,” tuturnya.
Menurut Emrus tidak ada relawan politik yang sama sekali tidak mengharapkan porsi kekuasaan tertentu ketika jagoannya menang.
“Ada dulu, relawan itu kalau tidak dapat kursi-kursi kekuasaan, mereka mau tarik dukungan. Ada yang seperti itu, tidak usah disebut lah. Begitu dikasih jabatan Wakil Menteri, baru dia mendukung kan. Ada itu,” sindir Emrus.
“Nah, saya kira sangat bagus, bahkan saya mengimbau semua relawan politik bentuklah partai politik. Bertarunglah dengan partai politik karena partai politik itu penting. Partai politik itulah bagaimana memproduk kekuasaan secara demokratis,” katanya.
Baca Juga: Projo Mau Berubah Jadi Parpol, Ini Saran Pengamat Agar Sukses Saingi PDIP