Komnas HAM meminta PSSI memfasilitasi pemulihan korban tragedi Kanjuruhan, khususnya berkaitan dengan penyebuhan trauma. Ini menjadi salah satu fokus Komnas HAM dalam penyelidikan terhadap insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim), pada Sabtu (1/10) malam.
“Kami meminta kepada PSSI juga berkomitmen akan memberikan trauma healing sebagai bagian dari pemulihan,” kata Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara, dalam keterangannya, Kamis (13/10).
Beka mengatakan, pemulihan difokuskan kepada para penonton, pemain, dan tenaga medis yang menjadi korban. Namun, yang dikedepankan yakni aspek pemulihan secara psikis.
“Pemulihan terhadap korban dan keluarga korban, ini soal trauma dan sebagainya. Trauma ini, kan, bukan hanya pada korban, tapi pemain Arema juga trauma, tenaga medis juga,” ujar Beka.
Beka membenarkan adanya pemain Arema yang mengalami trauma akibat tragedi Kanjuruhan. Oleh karena itu, Komnas HAM berencana bertemu dengan pemain lainnya untuk memperdalam informasi tersebut.
“Iya, iya [ada yang trauma]. Saya berencana akan ketemu dengan pemain-pemain yang lain. Nanti, kami untuk memperkaya [informasi] ya,” tuturnya.
Sementara itu, anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Sonhadji, menyatakan, pihaknya akan membangun posko pemulihan trauma untuk menangani korban tragedi Kanjuruhan. Hal itu sebagai respons atas catatan Komnas HAM.
“Respons dari PSSI, insyaallah, Senin depan akan dibuat posko trauma healing di Malang, yang akan menangani masyarakat terdampak sampai dengan tenaga medis,” kata Sonhadji.