FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Langkah Presiden Prabowo Subianto yang menghapus utang petani, nelayan, dan pelaku UMKM mendapat sorotan luas dan beragam tanggapan publik.
Meski kebijakan ini diapresiasi banyak pihak, desakan agar pemerintah melangkah lebih jauh dengan menghapus utang masyarakat kecil dari pinjaman online (pinjol) pun ikut mencuat.
Salah satu suara kuat muncul dari dokter dan pegiat media sosial Tifauzia Tyassuma.
Dalam tanggapannya, ia menyampaikan rasa syukur atas kebijakan penghapusan utang petani dan UMKM yang dinilai dapat meringankan beban pelaku usaha kecil.
“Alhamdulillah. Terimakasih Presiden Prabowo sudah menghapus hutang petani, nelayan, dan UMKM,” ujar Tifa dalam keterangannya di aplikasi X @DokterTifa (5/11/2024).
Namun, Tifa meminta agar pemerintah tidak melupakan penderitaan rakyat kecil lainnya yang kini banyak terjerat oleh pinjol, seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, pekerja kecil, dan masyarakat lemah lainnya.
“Tolonglah Bapak Presiden bebaskan Ibu-Ibu rumah tangga, orang-orang kecil, mahasiswa, dan masyarakat lemah, dari pinjol. Kasihan sekali mereka,” ucapnya.
Ia pun meminta agar perusahaan yang memberikan pinjaman online (Pinjol) kepada masyarakat untuk dihentikan. Agar tidak ada lagi yang terjerat.
“Selanjutnya, tutup semua perusahaan pinjol,” Tifa menuturkan.
Tifa bahkan berbagi kisah nyata yang menggambarkan bagaimana pinjol telah menjerat orang-orang di sekitarnya.
Asisten rumah tangganya, suaminya yang bekerja sebagai penjaga sekolah, dan beberapa tetangga mereka kini terpuruk dalam utang pinjol hingga hampir putus asa.
“Kasihan sekali ART saya, dan suaminya yang penjaga sekolah, dan tetangga tetangga mereka, terjerat pinjol sampai pada mau bunuh diri, Pak,” imbuhnya.
Ia mengaku sudah berusaha membantu, namun merasa hutang-hutang itu seolah tak ada ujungnya.
“Saya yang jadi majikan sudah bantu habis-habisan tapi kok rasanya seperti tidak ada ujungnya hutang mereka itu,” tukasnya.
Kata Tifa, dirinya sangat heran pada perusahaan Pinjol yang acapkali memberikan kemudahan terhadap masyarakat berekonomi menengah ke bawah untuk mendapatkan pinjaman.
“Berjuta-juta Rakyat Indonesia yang lain, banyak sekali yang mengalami nasib yang sama. Mohon ya Pak,” tandasnya.
(Muhsin/fajar)