Siapa yang Mengetik Teks Proklamasi? Ini Profil Singkatnya!

16 August 2024, 16:16

Jakarta – Ada dua jenis teks proklamasi, yaitu teks proklamasi kemerdekaan Indonesia asli yang ditulis tangan oleh presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, dan teks proklamasi yang diketik dengan menampilkan beberapa perubahan dari yang asli.Lantas, siapa yang mengetik teks proklamasi? Berikut informasinya.Profil Sayuti Melik, Pengetik Teks ProklamasiDikutip dari situs Ensiklopedia Kemdikbud, Sayuti Melik tercatat dalam sejarah Indonesia sebagai pengetik naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Beliau dikenal aktif dalam bidang jurnalistik dan politik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemilik nama asli Mohamad Ibnu Sayuti lahir di Kadisobo, Rejodani, Sleman, Yogyakarta pada 25 November 1908. Sayuti Melik adalah putra dari Abdul Muin alias Partoprawito dan Sumilah. Istrinya bernama Soerastri Karma Trimurti, seorang aktivis perempuan dan wartawati.Menurut situs Ensiklopedia Jakarta, Sayuti Melik menempuh pendidikan di:Sekolah Ongko Loro (Setingkat SD) di desa Srowolan, Yogyakarta. Ia meneruskan pendidikannya hingga mendapatkan ijazah di Yogyakarta.Tahun 1920-1924 berlanjut ke Sekolah Guru di Solo, tetapi ditangkap Belanda karena dicurigai turut berpolitik.Melanjutkan kuliah di Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Indonesia, namun berhenti dan tidak mendapat gelar.Sayuti Melik (Foto: Wikimedia Commons)Sayuti Melik terlibat aktif dalam rangkaian peristiwa sejarah menjelang proklamasi tanggal 17 Agustus 1945. Sehari sebelumnya, tanggal 16 Agustus 1945, Sayuti Melik dan para pemuda revolusioner lainnya ‘mengamankan’ Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok. Tujuannya untuk mendesak dua tokoh golongan tua itu agar segera menyatakan kemerdekaan Indonesia.Pada akhirnya, Soekarno dan Hatta setuju dan malam harinya kembali ke Jakarta untuk merumuskan naskah proklamasi di kediaman Laksamana Muda Maeda, seorang petinggi militer Angkatan Laut Jepang yang mendukung kemerdekaan Indonesia. Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo saling bertukar pandangan, berbalas ide, dan merangkai kata-kata yang tepat untuk mengisi teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.Di ruangan yang sama, Sayuti Melik diminta untuk mengetik naskah hasil rumusan tersebut. Hingga kini, Sayuti Melik dikenal sebagai tokoh yang mengetik naskah proklamasi kemerdekaan RI.Sayuti Melik Sempat Beberapa Kali Jadi TahananMenurut situs Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Sayuti Melik sempat dijebloskan ke penjara oleh pihak Belanda. Ia ditangkap atas berbagai tuduhan sehingga banyak menghabiskan waktu di penjara, dengan rentang waktu sebagai berikut.Tahun 1924: Ditangkap Belanda karena dituduh menghasut rakyat dan dimaksukkan penjara di Ambarawa.Tahun 1926: Kembali menjadi tahanan di penjara Banyumas atas tuduhan terlibat dalam Pemberontakan PKI 1926.Tahun 1927-1933: Dibuang ke Boven Digul, Papua, kemudian dibebaskan. Sayuti Melik bebas dan pulang ke Jawa pada 1933.Tahun 1936: Detective Special Branch (DSB), polisi rahasia Inggris menangkap Sayuti Melik di Singapura.Tahun 1937-1938: Diusir dari penjara Inggris, namun ditangkap kembali oleh Belanda, dibawa ke Jakarta, dan dimasukkan ke sel di Gang Tengah.Sayuti Melik juga pernah ditangkap pemerintah Indonesia atas perintah Menteri Pertahanan Amir Sjarifuddin dengan tuduhan terlibat dalam Peristiwa 3 Juli 1946 yang disebut-sebut sebagai upaya makar pertama setelah kemerdekaan. Namun, dalam pemeriksaan, Sayuti Melik tidak terbukti bersalah sehingga terlepas dari dakwaan dan dibebaskan. Sayuti Melik kembali turun ke lapangan untuk mempertahankan kemerdekaan negara seiring kembalinya Belanda dengan membonceng pasukan Sekutu.Lalu, pada tahun 1948, Sayuti Melik ditangkap Belanda dan ditahan di Ambarawa seperti yang pernah alami semasa muda dulu. Sayuti Melik dibebaskan pada 1950 setelah pengakuan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia pada akhir tahun 1949 sesuai kesepakatan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB).Sayuti Melik sempat menduduki jabatan sebagai anggota DPR/MPR dari Fraksi Golkar usai Pemilu 1971 dan Pemilu 1977. Sayuti Melik wafat di Jakarta tanggal 27 Februari 1989 dalam usia 80 tahun.

(kny/imk)

Tokoh

Partai

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi