Warta Ekonomi, Jakarta –
Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio (Hensat) menyoroti pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Solo, Jawa Tengah.
Menurut Hensat, pertemuan tersebut bukanlah sekadar pertemuan biasa antara dua tokoh bangsa, mengingat momen tersebut terjadi di tengah kehdiran sejumlah isu strategis lainnya, seperti kabinet dan kasus korupsi sampai dengan Pilkada 2024.
Baca Juga: Satu Dekade Memeluk Papua, Ini Pondasi Penting yang Dibangun Pemerintahan Jokowi
“Pertemuan di Solo yang baru saja terjadi adalah pertemuan yang Bukan Main!” ungkap Hensa dalam cuitan di akun X pribadinya, @satriohendri, Senin (4/11/2024).
Hensat memandang bahwa pertemuan ini mengisyaratkan hubungan dinamis antara Prabowo dan Jokowi. Ia juga meyakini adanya pembahasan strategi-strategi politik penting dalam pertemuan tersebut, termasuk potensi diskusi terkait Pilkada, perubahan kabinet, atau bahkan pembahasan mengenai Gerakan Solidaritas Nasional (GSN).
Hensat mengakui bahwa pertemuan tersebut bisa menimbulkan persepsi publik bahwa Prabowo masih berada di bawah pengaruh Jokowi. Namun, ia menegaskan keyakinannya terhadap kedaulatan Prabowo sebagai pemimpin yang berdiri mandiri, terlepas dari pengaruh para pendahulunya.
“Saya masih memberikan kesempatan kepada Pak Prabowo untuk terus menjalankan kabinetnya, pemerintahannya sampai 100 hari ke depan,” tutup Hensat.
Pertemuan ini menambah spekulasi mengenai arah politik Indonesia ke depan, terutama dalam konteks perubahan yang mungkin akan terjadi di bawah pemerintahan Prabowo.
Diketahui, Prabowo dan Jokowi makan malam di wedangan Omah Semar, Jajar, Laweyan, Minggu (3/11). Keduanya menikmati nasi goreng Jawa. Prabowo sendiri enggan membocorkan isi pertemuannnya.
Baca Juga: Projek Cetak Sawah 1 Juta Ha Haji Isam Jadi Kunjungan Perdana Presiden Prabowo Subianto
“Ngobrolnya masalah ini dan itu,” kata Prabowo, Minggu (3/11).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.