Jakarta, CNBC Indonesia – Dunia kini dalam bahaya. Negara dengan tumpukan utang akan sulit menghadapi situasi dunia yang alami krisis kesehatan, pangan, energi, keuangan hingga berujung pada resesi.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara anggota G20 di Washington DC, Amerika Serikat (AS), Jumat (14/10/2022).
–
–
“Kita berbicara tentang kesulitan utang dengan situasi saat ini di mana harga tinggi yang mendorong inflasi direspons oleh kebijakan moneter,” jelasnya.
Pertemuan yang berlangsung selama dua hari tersebut melihat persoalan utang harus diselesaikan bersama. Utang tidak hanya menjerat negara miskin namun juga negara berkembang.
“Dalam framing G20 dalam konteks bagaimana sebuah kelompok maupun global terlebih dahulu memiliki kemampuan untuk menggunakan kerangka bersama dalam menangani masalah utang ini terutama untuk negara-negara berpenghasilan menengah dan bawah,” paparnya.
Kedua, adalah optimalkan dana yang tersedia pada lembaga internasional, salah satunya Dana Moneter Internasional (IMF). “Jadi apakah IMF memiliki kemampuan dalam hal sumber daya untuk mendukung banyak negara yang akan berada dalam situasi ini,” imbuhnya.
Ketiga adalah optimalkan Multilateral Development Bank (MDB) atau Bank Pembangunan Multilateral. Akan tetapi situasi MDB saat ini telah mencapai tingkat maksimumnya.
“Meminta MDB untuk menggunakan neraca mereka untuk kerangka kecukupan modal sehingga mereka akan dapat melanjutkan penguatan atau dalam meningkatkan dukungan bagi banyak negara dalam situasi sulit terutama pada aset pembiayaan,” terang Sri Mulyani.
[-]
–
Pimpin FMCBG G20, Sri Mulyani Kenang Eks PM Jepang Shinzo Abe
(mij/mij)