KOMPAS.com – Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Iman Adinugraha menyampaikan keprihatinannya atas putusan pailit yang dialami PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), sebuah perusahaan tekstil ternama di Indonesia.
Untuk diketahui, Sritex merupakan salah satu perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara yang mempekerjakan lebih dari 50.000 tenaga kerja.
Menurutnya, situasi pailit ini tidak hanya berdampak pada industri tekstil nasional, tetapi juga pada stabilitas ekonomi dan kesejahteraan sosial di kawasan tempat Sritex beroperasi, terutama di Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya.
“DPR tentu saja merasa prihatin atas putusan pailit terhadap Sritex. Yang paling utama, kita harus pastikan adanya misi penyelamatan bagi puluhan ribu pekerja dari dampak putusan ini,” ujarnya melansir dpr.go.id, Rabu (30/10/2024).
Iman berharap, tidak ada badai pemberhentian hubungan kerja (PHK) yang akan berdampak signifikan pada kesejahteraan masyarakat.
Dia menegaskan, Komisi VII DPR RI akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait guna menyusun langkah-langkah mitigasi untuk menyelamatkan nasib pekerja Sritex dan memastikan keberlanjutan perusahaan.
Baca juga: Disnakertrans Jateng Beberkan Efek Domino Sritex Pailit, Apa Saja?
“Kami perlu sinergi antar-lembaga, baik dari pihak eksekutif maupun legislatif, dalam menghadapi masalah ini,” ungkapnya.
Terkait hal itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker).
“Kami di DPR akan terus mengawasi dan mendorong kebijakan yang propekerja serta mendukung keberlanjutan industri nasional,” katanya.
Iman juga berharap, pemerintah memberikan insentif bagi industri tekstil dan menumbuhkan program-program yang mendukung kemandirian bahan baku dalam negeri.
Langkah tersebut diharapkan dapat memperkuat daya saing produk tekstil Indonesia sehingga industri dalam negeri lebih siap menghadapi tantangan di masa mendatang.
Selain fokus pada penyelamatan tenaga kerja, Iman juga menyoroti pentingnya upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan produk impor pada sektor tekstil.
Baca juga: Asa Pemerintah Selamatkan Sritex, Dorong Produksi dan Ekspor Tetap Lanjut
“Situasi ini menjadi momen refleksi bagi kita untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku,” ujarnya.
Menurutnya, selama ini, ketergantungan terhadap impor bahan baku tekstil menjadi salah satu faktor yang memperberat beban industri nasional.
Iman menilai, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis agar industri tekstil nasional bisa lebih mandiri dan bersaing secara global.
“Jika kita tidak mengurangi ketergantungan impor, industri lokal akan terus tertekan dan sulit bertahan,” tegasnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, ketergantungan Indonesia pada impor bahan baku tekstil mencapai lebih dari 60 persen.
Hal itu menjadi tantangan serius bagi industri nasional untuk dapat beroperasi secara optimal di tengah persaingan yang semakin ketat.
Baca juga: Disebut Picu Sritex Pailit, Pemerintah Akan Revisi Permendag 8/2024?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.