Bisnis.com, JAKARTA – Di Singapura, XBB sekarang menjadi subvarian covid yang dominan, terhitung 54 persen dari kasus lokal dari 3 hingga 9 Oktober diakibatkan subvarian ini.
Pada 14 Oktober, Singapura memiliki total 1.997.847 kasus COVID-19 dan 1.641 kematian akibat covid.
Tidak ada kematian atau kasus parah yang dikaitkan dengan jenis XBB dari varian Omicron sejauh ini.
Tetapi meskipun sub-varian XBB sangat menular, direktur layanan medis Singapura Kenneth Mak mengatakan mungkin kurang ganas daripada gelombang virus sebelumnya.
Data dari Depkes menunjukkan bahwa dalam dua minggu terakhir, kasus XBB diperkirakan memiliki risiko rawat inap 30 persen lebih rendah dibandingkan dengan kasus varian BA.5 yang dominan sebelumnya, yang diperkirakan mencapai 21 persen dari kasus lokal.
Kementerian mengatakan akan terus memantau situasi, meskipun jumlah kasus parah rendah, dengan mayoritas pasien melaporkan gejala ringan seperti sakit tenggorokan atau demam ringan, terutama jika mereka telah divaksinasi.
Individu yang sudah divaksinasi mungkin masih terinfeksi dengan jenis XBB.
Pertama kali terdeteksi pada bulan Agustus, varian XBB telah ditemukan di lebih dari 17 negara, termasuk Australia, Denmark, India dan Jepang.
Menteri Kesehatan Ong Ye Kung memperkirakan gelombang XBB kemungkinan akan mencapai puncaknya sekitar pertengahan November.
“Ini kemungkinan akan menjadi gelombang pendek dan tajam,” kata Ong
Dia menambahkan bahwa negara itu kemungkinan akan mengalami rata-rata sekitar 15.000 kasus harian pada pertengahan November.
Ong mendesak warga Singapura untuk bertanggung jawab secara pribadi di tengah gelombang infeksi baru.
Seperti tetap memakai masker yang lebih ketat atau prokes lainnya.
“Kami memantau gelombang XBB dengan cermat dan dampaknya pada sistem perawatan kesehatan untuk melihat apakah beberapa tindakan ini diperlukan,” kata Ong seperti dikutip The Straits Times.
Sementara itu, manula dan orang dengan gangguan kekebalan disarankan untuk terus memakai masker di lingkungan dalam ruangan yang ramai.
Mereka yang sehat didorong untuk bekerja dari rumah, sementara mereka yang memiliki gejala seperti flu ringan juga didorong untuk konsultasi jarak jauh dengan dokter.
Sub-varian telah terdeteksi di negara-negara seperti Australia, Bangladesh, Denmark, India, Jepang dan Amerika Serikat sejak Agustus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak Video Pilihan di
Bawah Ini :
Konten Premium
Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
Masuk / Daftar