Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengatakan tren positif tersebut menjadi kabar baik di awal 2025. “Capaian ini juga memperkuat optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen dapat tercapai pada tahun 2024,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu dalam keterangannya yang dikutip Sabtu 18 Januari 2025.
Surplus perdagangan ini sebetulnya lebih rendah dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 36,89 miliar Dolar AS. Pelemahan itu dipengaruhi oleh tren moderasi harga komoditas global pada tahun lalu. Namun, menurut Febrio, kinerja volume perdagangan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, baik dari sisi ekspor maupun impor.Kendati nilai surplus menurun, kinerja volume perdagangan menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, baik ekspor maupun impor.Total nilai ekspor tercatat mencapai 264,70 miliar Dolar AS, meningkat 2,29 persen (yoy). Volume ekspor pun meningkat sebesar 5,37 persen yoy.Peningkatan kinerja ekspor tersebut utamanya didorong oleh ekspor nonmigas, khususnya dari sektor industri pengolahan, yang memberikan kontribusi signifikan sebesar 74,25 persen terhadap total ekspor.
Besarnya kontribusi industri pengolahan ini disebut mencerminkan geliat positif industri manufaktur.Sementara komoditas ekspor unggulan sepanjang tahun 2024 didominasi oleh bahan bakar mineral (HS27), lemak dan minyak nabati (HS15), dan besi dan baja (HS72), dengan porsi masing masing sebesar 15,94 persen, 10,78 persen, dan 10,37 persen terhadap total ekspor nonmigas Indonesia.