Mengutip ANI News pada Kamis, 14 November 2024, Taj Mahal yang ada di Kota Agra hampir tidak terlihat dari taman di depan monumen abad ke-17 itu, sementara kabut tebal menyelimuti para jamaah di Kuil Emas di Punjab.Penerbangan di Delhi mengalami penundaan, dengan situs pelacakan Flightradar24 menunjukkan 88 persen keberangkatan dan 54 persen kedatangan tertunda.
Para pejabat menyalahkan polusi tinggi, dikombinasikan dengan kelembapan, angin yang tenang, dan penurunan suhu sebagai penyebab kabut asap, yang memangkas jarak pandang hingga 300 m di bandara internasional kota itu.Kabut asap beracun juga mengakibatkan masalah kesehatan, dimana banyak pasien, khususnya anak-anak berbondong-bondong ke rumah sakit karena keluhan pernafasan.“Terjadi peningkatan mendadak pada anak-anak yang menderita alergi, batuk, dan pilek, serta peningkatan serangan asma akut,” kata Dr. Sahab Ram, seorang dokter anak di wilayah Fazilka.Polusinya berada dalam kategori parah untuk hari kedua berturut-turut, dengan skor 430 pada indeks kualitas udara yang dikelola oleh panel polusi teratas yang memberi skor nol hingga 50 sebagai baik.Menurut Kementerian Ilmu Bumi, polusi di New Delhi kemungkinan akan tetap dalam kategori parah pada 15 November, dan memburuk menjadi sangat buruk nanti, atau skor indeks dalam kisaran 300 hingga 400.”Jumlah kebakaran lahan untuk membersihkan ladang dari tunggul padi sebagai persiapan penanaman gandum di India utara telah meningkat terus minggu ini menjadi hampir 2.300 pada 13 November dari 1.200 pada 11 November,” ungkap laporan tersebut.Di Pakistan, Lahore, ibu kota provinsi Punjab di bagian timur, dinilai sebagai kota paling tercemar di dunia pada 14 November, dalam peringkat langsung yang dibuat oleh grup Swiss IQAir.Pihak berwenang di Pakistan juga berusaha memerangi udara berbahaya pada November.
Lahore telah menutup sekolah, menghentikan beberapa pekerjaan pembangunan, melarang sebagian besar aktivitas luar ruangan, dan memerintahkan penutupan awal beberapa bisnis untuk mengurangi dampak kabut beracun.