Elshinta.com – Para kandidat calon presiden yang berlaga pada kontestasi Pilpres 2024 memiliki kesempatan yang sama dan bisa saling mengalahkan. Ini mengingat tidak ada incumbent yang ikut bersaing. Demikian dikatakan Direktur Eksekutif Skala Survey Indonesia (SSI) Abdul Hakim dalam perbincangan dengan Radio Elshinta, Minggu (9/10).
“ini sangat berbeda dengan Pilpres 2019 lalu dimana saat itu terdapat incumben yang bertarung dalam Pemilu Presiden,” ujar Abdul Hakim.
Yang unik, ujar Abdul Hakim adalah dimana pemilih yang puas pada kinerja Jokowi atau sebesar 34% dari survei yang dilakukan SSI akan mengarahkan dukungannya kepada Prabowo. Sementara sisanya adalah pemilih mapan Prabowo pada Pilpres 2014 dan 2019.
“Jadi klaster Prabowo bisa mengusung pendukung Jokowi, begitu juga dengan Ganjar yang juga punya irisan yang signifikan di luar pendukung Prabowo. Sementara Anis Baswedan irisannya adalah pendukung Prabowo yang kecewa pada pemilu 2014 dan 2019 lalu,” ungkap Abdul Hakim.
Pria yang akrab disapa Aab ini juga berharap agar Pemilu 2024 mendatang masyarakat bisa mengedepankan rasionalitas untuk memilih para kandidat dan menanggalkan alasan emosionalitas dalam memilih agar kualitas demokrasi di Indonesia semakin baik.
Diketahui, dari hasil survey yang dirilis beberapa waktu lalu oleh SSI Prabowo Subianto masih menempati urutan pertama dengan hasil 33%, disusul Ganjar Pranowo 22.3% dan Anis baswedan 20.8%.
Survei dilakukan dengan menyodorkan 10 nama dan tiga nama di atas menjadi klaster terdepan meninggalkan nama-nama lain, seperti Ridwan Kamil yang memperoleh elektabilitas 6 % , Sandiaga Uno 3.5% dan AHY 3.3% serta Puan Maharani 2.5% .
Dari survey yang dilakukan SSI juga terungkap jika dari 10 nama yang disodorkan ini, masyarakat yang tadinya belum memilih sudah relatif kecil. Jadi,ujarnya, jauh sebelum pemilihan berlangsung yang menjawab tidak tahu dan tidak menjawab hanya sekitar 6%.
“Artinya ini menjadi pertanda bahwa sejak dini masyarakat Indonesia telah memiliki nama-nama yang akan digadang-gadang akan dicoblos ketika masuk ke ruang TPS,” ujar Hakim.
Abdul Hakim menjelaskan alasan 3 nama yang tetap memiliki tingkat elektabilitas tinggi karena tingkat pengenalan dan kesukaan.
“Diantara 10 nama sebetulnya tingkat pengenalan dan kesukaan ada 4 nama terata dan di nomor urut 4 adalah Ridwan Kamil. Ridwan Kamil tentu bisa dipromosikan lebih jauh,” kata Abdul Hakim.
Menurut Hakim, secara umum responden yang memilih empat nama, Prabowo Subijanto, Ganjar Pranowo, Anis Baswedan dan Ridwan Kamil karena dianggap mereka bisa menjadi solusi bagi masalah yang dikeluhkan mereka selama ini.