JAKARTA, KOMPAS.com – Kuasa Hukum Putri Candrawathi, Febri Diansyah mengaku khawatir dengan kondisi kesehatan kliennya. Febri menyebutkan bahwa pertemuannya dengan Putri, terakhir kali dilakukan di Rumah Tahanan (Rutan) Kejaksaan pada Kamis (13/10/2022) lalu. “Kami belum bertemu Bu Putri lagi. Terakhir diperbolehkan ketemu di Rutan Kejaksaan pada hari Kamis. Saat tim Kuasa Hukum mau besuk Jumat sudah tidak diperbolehkan,” ujar Febri kepada Kompas.com, Minggu (16/10/2022). “Tentu saja Kami khawatir dengan kondisi Bu Putri, apalagi sebelumnya dari pemeriksaan psikiater di Rutan Kejaksaan, disebut Bu Putri memiliki gangguan psikologis sesuai dengan diagnosis depresi,” ucap dia.
Baca juga: Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Ricky, dan Kuat Jalani Sidang Perdana Kasus Pembunuhan Brigadir J Besok Mantan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu mengatakan, Putri sesungguhnya telah rela untuk menjalani penahanan atas kasus yang menjeratnya. Akan tetapi, kata Febri, kliennya mengalami simptom depresi dan reaksi trauma akut sebagaimana tertuang dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Psikologi Forensik tertanggal 6 September 2022 lalu. Menurut dia, pada poin 3 rekomendasi pemeriksaan itu disebutkan bahwa kondisi psikologis Putri Candrawathi ditemukan mengalami simptom depresi dan reaksi trauma akut. Kondisi itu, ujar Febri, perlu mendapatkan penanganan yang serius dalam rangka mencegah dampak buruk yang berkepanjangan. “Perlu diketahui, pemeriksaan psikologi forensik ini dimintakan oleh Polri pada Ketua APSIFOR (Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia) sejak Juli dan Agustus 2022 lalu,” kata Febri.
“Ini adalah salah satu berkas yang menunjukkan bagaimana profil psikologis tersangka, saksi dan korban,” ucapnya.
Baca juga: Putri Candrawathi Minta Ferdy Sambo Tak Hubungi Orang Lain soal Kejadian di Magelang Kendati demikian, Febri memastikan bahwa kliennya telah komitmen untuk koperatif menjalani proses persidangan sesuai jadwal yang ditentukan.Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan (Jaksel) bakal menggelar sidang perdana kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J terhadap empat terdakwa. Para terdakwa yang dimaksud ialah Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Ricky Rizal dan Kuat Maruf. Keempatnya bakal manjalani sidang dengan agenda pembacaan surat dakwaan dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan. Khusus untuk terdakwa Ferdy Sambo, jaksa juga akan membacakan surat dakwaan terkait kasus obstruction of justice atau perintangan penyidikan dalam perkara tersebut. Selain empat terdakwa itu, ada juga Bharada Richard Eliezer yang bakal menjalani sidang perdana kaus tersebut. Namun, agenda sidang Bharada E digelar terpisah yakni pada Selasa (18/10/2022).
Baca juga: Sidang Perdana bagi Ferdy Sambo dan Putri Digelar 17 Oktober di PN Jaksel
Dalam berkas dakwaan, lima tersangka disangkakan melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP Jo Pasal 56 ke-1 KUHP. Mereka adalah Ferdy Sambo, istri Ferdy Sambo Putri Candrawathi, Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf. Sementara dalam kasus obstruction of justice, selain Ferdy Sambo ada juga Brigjen Hendra Kurniawan, Kombes Agus Nurpatria, AKBP Arif Rahman, Kompol Baiquni Wibowo, Kompol Chuck Putranto, dan AKP Irfan Widyanto yang dijerat dengan Pasal 49 jo Pasal 33 dan/atau Pasal 48 Ayat 1 jo Pasal 32 Ayat (1) Nomor 19 Tahun 2016 UU ITE. Selain itu, mereka juga dijerat Pasal 55 Ayat (1) dan/atau Pasal 221 Ayat (1) ke-2 dan/atau Pasal 233 KUHP.
-. – “-“, -. –