Tekan Penyebaran Ebola, Uganda Lockdown Dua Distrik

Tekan Penyebaran Ebola, Uganda Lockdown Dua Distrik

17 October 2022, 6:38

Supianto | Minggu, 16/10/2022 20:22 WIB

Pekerja Palang Merah membersihkan ambulans sebelum mengangkut korban Ebola ke rumah sakit di Mubende pada 13 Oktober 2022 (Luke Dray/Getty Images)

JAKARTA, Jurnas.com – Presiden Uganda, Yoweri Museveni memerintahkan penguncian segera dan pemberlakuan jam malam dari senja hingga fajar selama tiga minggu di dua distrik dalam upaya untuk menghentikan penyebaran Ebola.
Dikutip dari Al Jazeera, tempat-tempat ibadah, pasar, bar dan hiburan akan ditutup dan pembatasan telah ditempatkan pada pergerakan masuk dan keluar dari dua distrik pusat Mubende dan Kassanda selama 21 hari.
“Saya sekarang mengarahkan sebagai berikut: sekarang masuk dan keluar dari distrik Mubende dan Kassanda sekarang dilarang,” kata Museveni dalam pidato yang disiarkan televisi pada Sabtu (15/10).
“Jika Anda berada di distrik Mubende dan Kassanda, tinggallah di sana selama 21 hari,” kata Museveni, yang telah memerintah Uganda sejak 1986.

Kementerian Kesehatan Uganda mengatakan pada Sabtu bahwa ada 19 kematian dan 58 kasus yang dikonfirmasi dari demam berdarah virus yang sering fatal sejak wabah pertama kali dilaporkan pada 20 September.
Pihak berwenang mengatakan wabah itu terkonsentrasi di dua distrik yang terkena dampak dan belum mencapai Kampala, ibu kota 1,5 juta, meskipun sepasang suami istri positif di sana.
Truk kargo diizinkan

Sementara itu, Presiden Uganda mengatakan truk kargo akan diizinkan masuk dan meninggalkan dua daerah, tetapi semua transportasi lainnya telah ditangguhkan.
“Ini adalah tindakan sementara untuk mengendalikan penyebaran Ebola. Kita semua harus bekerja sama dengan pihak berwenang sehingga kita bisa mengakhiri wabah ini dalam waktu sesingkat mungkin,” tambahnya.
Museveni telah memerintahkan dukun untuk berhenti merawat orang sakit dan memerintahkan polisi untuk menangkap siapa pun yang diduga tertular virus yang menolak untuk diisolasi.
Ebola menyebar melalui cairan tubuh, dengan gejala umum demam, muntah, pendarahan dan diare. Wabah sulit dikendalikan, terutama di lingkungan perkotaan.
Kematian terakhir yang tercatat di Uganda dari wabah Ebola sebelumnya adalah pada tahun 2019. Strain tertentu yang sekarang beredar di Uganda dikenal sebagai virus Ebola Sudan, yang saat ini belum ada vaksinnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan uji klinis dapat dimulai dalam beberapa minggu pada obat-obatan untuk memerangi jenis itu.
TAGS : Ebola Uganda Yoweri Museveni

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi