Kampanye tersebut awalnya dimulai oleh seorang pengguna media sosial yang memprotes serangan berdarah di pusat pendidikan Kaaj dan kekejaman yang berulang kali dilakukan terhadap komunitas Hazara di Afghanistan.Dimuat ANI News, tagar #StopHazaraGenocide, telah menjadi salah satu tren di Afghanistan. Kemudian berubah menjadi lebih panas di Twitter setelah miliaran orang membaca, 16 juta berkomentar, dan lebih dari 10 juta tweet terkumpul.
Respon yang begitu massif dari pengguna Twitter telah menyiratkan bahwa tagar dan protes global yang menyerukan diakhirinya genosida terhadap orang-orang Hazara sangat diperlukan untuk menyatukan orang-orang Afghanistan sebagai sebuah bangsa.
Tak hanya di Twitter, aksi protes pada serangan teroris yang menewaskan lebih dari 54 siswa dan kebanyakan perempuan, di pusat pendidikan Kaaj, Kabul juga dilakukan di seluruh dunia. Mulai dari Sydney, Australia, dan kemudian menyebar ke lebih dari 100 kota.Tindak penganiayaan dan kekerasan terhadap etnis minoritas Hazara Syiah telah berlangsung lebih dari satu abad. Tetapi semakin menjadi-jadi setelah Afghanistan berada di bawah kekuasaan Taliban, yang kerap menargetkan rumah ibadah dan tempat umum mereka.