KRjogja.com – DALAM beberapa referensi dinyatakan pengertian sociopreneur atau social entrepreneur adalah wirausaha berwawasan sosial atau wirausaha sosial. Wirausaha sosial adalah seorang pemilik usaha dengan tujuan tak sekedar meraih keuntungan semata, namun juga mempertimbangkan kebermanfaatan masyarakat dan lingkungan. Menjadi seorang wirausaha tidak hanya bertujuan mencari keuntungan finansial, tetapi juga memiliki misi sosial yang kuat. Mereka menjalankan usaha dengan tujuan utama menciptakan perubahan positif di masyarakat, baik dalam bentuk pemberdayaan ekonomi, pendidikan, kesehatan, maupun pelestarian lingkungan. Mengaitkan konsep wirausaha sosial dapat memberikan perspektif yang lebih relevan dan aplikatif, khususnya dalam konteks pembangunan daerah yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan dan penguatan nilai-nilai budaya lokal untuk menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera, berdaya saing, dan inklusif.
Pertama, untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat, khususnya di sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Dalam konteks ini, peran wirausaha sosial dapat menjadi penggerak utama pemberdayaan ekonomi masyarakat, yaitu dengan menciptakan lapangan kerja baru, memberdayakan kelompok marjinal, dan membuka peluang usaha berbasis komunitas. Misalnya, wirausaha yang fokus pada pemberdayaan UMKM dapat membantu meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing produk-produk lokal DIY, seperti batik, kerajinan tangan, dan kuliner khas. Kedua terkait dengan pelestarian lingkungan sejalan dengan tujuan untuk menciptakan usaha ramah lingkungan, seorang wirausaha sosial dapat mengembangkan bisnis dengan mengurangi limbah atau mempromosikan energi terbarukan, sehingga mendukung keberlanjutan lingkungan. Praktik ini sesuai dengan upaya pemerintah daerah untuk menjadikan DIY sebagai daerah yang lestari dan berwawasan lingkungan. Wirausaha sosial dalam sektor pariwisata, misalnya, dapat mengembangkan ekowisata yang melibatkan masyarakat lokal dan melindungi ekosistem alam DIY. Dengan demikian, usaha ini tidak hanya mendatangkan keuntungan tetapi juga menjaga keberlangsungan sumber daya alam.
Ketiga menekankan pentingnya inovasi untuk mendorong daya saing daerah dalam menghadapi tantangan global. Wirausaha sosial adalah agen inovasi sosial yang berperan besar dalam menciptakan solusi baru untuk masalah-masalah lokal. Dengan inovasi berbasis sosial, Wirausaha sosial dapat membantu menciptakan produk, layanan, atau model bisnis yang unik dan bernilai tinggi dengan bekerja sama dengan akademisi, lembaga riset, dan komunitas lokal di DIY untuk mengembangkan produk yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan lokal. Wirausaha sosial yang bergerak di sektor pendidikan, dapat menyediakan akses pendidikan atau pelatihan keterampilan bagi masyarakat yang kurang mampu. Ini berkontribusi pada peningkatan kapasitas SDM lokal dan mendukung tujuan pemerataan pembangunan di DIY. Demikian juga komitmen DIY sebagai daerah yang memiliki nilai budaya lokal yang tinggi untuk senantiasa mempertahankan dan mempromosikan nilai-nilai budaya lokal dalam pembangunan daerah dapat didukung dengan menjaga dan melestarikan warisan budaya Yogyakarta. Selanjutnya wirausaha sosial juga dapat mengembangkan usaha yang berbasis pada produk atau layanan yang mengangkat budaya lokal, seperti seni batik, kerajinan tradisional, atau kuliner khas Yogyakarta, sehingga budaya lokal tetap hidup dan berkembang di tengah arus modernisasi. Dengan menggabungkan nilai-nilai socialpreneur diharapkan tercipta ekosistem bisnis yang tidak hanya produktif secara ekonomi, tetapi juga memiliki dampak positif bagi masyarakat, lingkungan, dan budaya. Sebagai bagian dari upaya bersama untuk memajukan DIY, wirausaha soail memiliki potensi besar untuk menggerakkan perubahan yang berkelanjutan dan bermakna. Dengan kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat, untuk mendukung DIY sebagai daerah yang sejahtera, berbudaya, dan berkelanjutan dapat terwujud. Wirausaha sosial tidak hanya membantu memperkuat ekonomi lokal tetapi juga menjaga nilai-nilai luhur yang menjadi jati diri DIY, sehingga tercipta masa depan yang lebih baik bagi seluruh lapisan masyarakat. (Dian Ariani, SE., MM. Direktur Kepatuhan Bank BPD DIY, Pengurus KADIN DIY dan Bendahara ISEI Cabang Yogyakarta)