Krjogja.com – BANTUL- Kota Yogyakarta bisa menjadi Center of Excellence (CoE) dan Center of Reference (CoR). Realitas ini harus dipertebal dan diperkuat pada masa mendatang. “Maka dalam forum ini, pembukaan karya seni ini perlu saya pertegas kembali, Yogyakarta jadi Center of Excellence atau pusat keunggulan. Pusat keunggulan perlu ada inovasi – inovasi dengan membuat workshop-workshop, misal Yogya jadi pusat healing berbasis seni-budaya. Tak hanya itu, Yogya jadi Center of Reference (CoR) atau pusat referensi seni serta budaya,” kata dr Hasto Wardoyo SpOG (K), Walikota Yogyakarta (2025 – 2029) saat membuka Pameran Kopetisi Sketsa ‘Mainkan Garismu’ di Hotel Grand Rohan, Jalan Raya Janti, Bantul, Sabtu (25/01/2025) malam. Menurut Hasto Wardoyo, Yogya jadi pusat keunggulan dan referensi seni budaya sebenarnya sudah dilakukan. “Ruang-ruang itu perlu dibuka seluas-luasnya. Realitas telah menunjukkan, anak-anak muda yang dicelupkan di Yogya yang memiliki ekosistem pusat keunggulan dan referensi ternyata setelah keluar Yogya memang memiliki warna berbeda. Setidaknya warna karakter seni dan budaya mempengaruhi gaya dan pandangan hidupnya,” ujarnya. Sebelumnya, kegiatan tersebut diberi pengantar Deni Junaedi (Painting Explorer), Taufik Ridwan (Dini Pro) dan orasi seni oleh Dr I Gede Arya Sucitra SSn MA (Wakil Dekan Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta). Arya Sucitra membahas sketsa dari tinjauan filsafat seni, sketsa hanyalah garis. “Padahal garis sketsa dapat mengalir ke mana-mana,” kata Arya Sucitra. Baca Juga: Tensi Tinggi Mewarnai Laga Tandang Persika Karanganyar VS Persebi Boyolali
Sedangkan Deni Junaedi dari Painting Explorer mengatakan, Kompetisi Sketsa ‘Mainkan Garismu’ digelar 25 Januari hingga 22 Februari 2025. Seleksi telah dilakukan lewat Kuliah Sketsa secara online di kanal YouTube Painting Explorer. Dewan Juri terdiri dari Deni Je, D Koestrita dan Fauzi Bartis memilih 22 sketsa karya 9 nominee dari dalam dan luar negeri, yaitu Adi Riadi, Cong Phood, Kevin Setiawan, Khuria Khusna, Satrio Denys, Umang Hatma, Widdy Endrayanto, Yan Wibowo, dan Zainal Arifin. Selain karya nominee, pameran juga menyuguhkan sketsa 3 seniman bintang tamu, yaitu: Yusuf Ferdinan Yudhistira (Dosen Seni Lukis ISI Yogyakarta), Safana Ajria Putri Siregar (Mahasiswa Seni Lukis ISI Yogyakarta), dan Kevin Setiawan (Mahasiswa Seni Lukis ISI Yogyakarta). Selain itu, sketsa host Painting Explorer yang terdiri dari: D. Koestrita, Deni Je, Fauzi Bartis, dan Nia turut terdisplay.
Adapun karya terbaik I, II, III diumumkan saat pembukaan pameran, 25 Januari 2025. Juara I meraih hadiah Rp 2.500.000, disusul Juara II Rp 1.500.000 dan Juara III Rp 1.000.000.
Baca Juga: Museum Monumen Yogya Kembali Gelar Pameran Tunggal Presiden Soeharto Ditegaskan Deni Junaedi, tema ‘Mainkan Garismu’ dipilih agar seniman dapat mengeskplorasi objek dengan spontanitas garis maupun teknik artistik menggunakan material tinta. Dari karya yang dipajang tercermin ragam pendekatan, mulai bentuk yang cenderung realistik hingga goresan yang ekspresif. Selain itu, teknik kolase, blok, maupun splattering (cipratan) juga dapat dijumpai dalam pameran ini. (Jay).